Pemkab Garut Apresiasi LPK So Bitode Wira Indonesia Terkait Pemagangan Ke Jepang
GARUT, Garut Kota - Asisten Daerah (Asda) Bidang Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Sekretariat Daerah (Setda) Garut, Teti Sarifeni, menghadiri acara Wawancara Penempatan Peserta Magang ke Jepang Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) So Bitode Wira Indonesia, yang dilaksanakan di Aula Kantor Bank BJB Garut, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Senin (6/3/2023).
Mewakili Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, Teti, menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada LPK So Bitode Wira Indonesia, karena menurutnya perekrutan ini menjadi salah satu solusi dalam mengatasi masalah mengenai sulit dan terbatasnya lapangan kerja yang dihadapi oleh masyarakat saat ini.
Ia memaparkan berdasarkan data Tahun 2022, jumlah angkatan kerja di Kabupaten Garut mencapai 1.330.353 orang, sementara angka pengangguran berjumlah 101.135 orang atau mencapai 7.6%.
"Hal ini memberikan gambaran bahwa meskipun angka pengangguran berada di bawah 10%, akan tetapi hal itu membutuhkan upaya yang keras untuk menciptakan lapangan kerja yang memadai, guna memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh angkatan kerja yang ada," ujar Teti.
Belum lagi, imbuh Teti, melihat kualifikasi angkatan kerja berdasarkan pendidikan, syarat keahlian, hingga penguasaan bahasa asing yang jumlahnya relatif terbatas. Sehingga hal tersebut menyebabkan kemampuan daya saing tenaga kerja bisa dikatakan relatif rendah.
Oleh karenanya dalam mengatasi tantangan rendahnya kemampuan daya saing tersebut, melalui kegiatan pemagangan ke Jepang sebagai bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan, dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang dan atau jasa di perusahaan.
"Dalam menguasai keterampilan atau keahlian tertentu menjadi pilihan terbaik, untuk mendapatkan kesempatan bekerja di luar negeri khususnya negara Jepang," lanjutnya.
Ia mengatakan jika sesungguhnya Pemkab Garut saat ini memiliki program pemagangan ke Jepang melalui program Gerakan Tenaga Kerja Berkarya (Gentra Karya), sehingga pihaknya meminta kepada LPK pemagangan ke Jepang yang ada di Garut, untuk senantiasa berkoordinasi dan bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Garut, sebagai dinas teknis agar pemagangan ini dapat memberikan kesempatan lebih besar bagi masyarakat Kabupaten Garut.
"Jadi rencana tahun ini Pak Bupati akan memberangkatkan dari setiap kecamatan itu ibu-bapak setiap kecamatan 1 orang untuk bekerja di Jepang melalui Gentra Karya ini. Bahkan, Pemerintah Kabupaten Garut akan berusaha agar para peserta yang mengikuti program ini, statusnya bukan lagi sebagai pemagangan, akan tetapi langsung bekerja atau special skill worker secara G to G, jadi antara Pemerintah Garut dengan pemerintah Jepang," katanya.
Sementara itu, Direktur LPK So Bitode Wira Indonesia, Dadan Muhamad Arifin, menuturkan kegiatan wawancara kali ini dilakukan untuk menjaring 44 orang siswa LPK yang akan melakukan pemagangan ke Jepang.
Rencananya, lanjut Dadan, peserta pemagangan akan diberangkatkan di bulan Agustus, sehingga nanti yang lulus wawancara hari ini akan melakukan pengurusan dokumen dan lain-lain.
"Pesertanya itu yang paling jauh itu ada di Jawa Timur, cuman ya memang kemarin ada yang di Lombok, itu sudah online wawancaranya, itu yang paling jauh," tuturnya.
Ia mengatakan jika pemagangan ini akan dilakukan selama kurang lebih 3 tahun lamanya, dan ia menilai jika pemagangan ke Jepang ini memiliki manfaat yang banyak.
"Harapannya saya mengajak terutama khususnya warga Garut, karena memang magang ini kita gak tahu sampai kapan, tapi benar-benar manfaatnya itu banyak banget, terus juga keterjaminannya itu karena magang itu tiga tahun benar-benar dijamin oleh Pemerintah Jepang, walaupun kita juga sebagai SO, terus juga teman-teman juga harus selektif dalam memilih untuk ke Jepang, karena orang Jepang baik-baik tapi gak semuanya baik juga sih selektif aja," harapnya.
Sementara itu, salah seorang peserta asal Kabupaten Garut yang mengikuti wawancara, Dea Fahmi, mengungkapkan jika dirinya melaksanakan pembelajaran bahasa dan lain-lain kurang lebih selama 2 bulan.
"Ini itu merupakan langkah awal buat kita semuanya, karena untuk kerja di Jepang banyak peluangnya, karena jujur untuk saya pribadi juga saya itu pengen nantinya kerja lagi di Jepang sebagai engineer, jadi itu merupakan cita-cita saya lah, motivasi juga buat teman-teman semuanya," tandasnya